Kamis, 28 Maret 2013

Untitled

“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah namanya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya.

Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan. Kalau kau tidak bertemu, berarti bukan jodoh. Sederhana bukan?

—Tere Liye, novel “Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah”

Minggu, 24 Maret 2013

Maudy Ayunda - Tahu Diri


Hai, selamat bertemu lagi..
Aku sudah lama menghindarimu
Sialkulah kau di sini
Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak bediri di depanmu kini
Sakitnya menusuk jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati

Dan.. upayaku tahu diri..
Tak slamanya berhasil
Pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Bye, selamat berpisah lagi
Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada di sini
Sungguh tak mudah bagiku
Menghentikan sgala khayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa
Meradang menjadi yang di sisimu
Membenci nasibku yang tak berubah
Berkali-kali kau berkata
Kau cinta tapi tak bisa
Berkali-kali ku tlah berjanji
Menyerah....

Dan.. upayaku tahu diri
Tak slamanya berhasil
Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah lagi...

Monolog

"Kenapa dengan berjalannya waktu aku malah terus memikirkan mu? Ku pikir memori itu akan rusak juga terkikis zaman" keluhnya.
"kenapa kita tidak bisa seperti biasa?" tanyanya kesal. Meremat-remat telapak tangan gemas.
"Bukan... Bukan untuk kembali maksud ku, hanya seperti orang-orang pada umumnya" tambahnya semakin kesal.
"masih belum selesai bukan? Kita sama-sama itu, atau hanya hipotesa ku saja?" gumamnya terisak.
"kenapa harus aku lagi? Kenapa bukan kamu saja?! Kan kemarin-kemarin sudah aku!" bentaknya marah.
"terus lah terus! Apakah aku? Atau kamu memang begitu?" ucapnya, memukul-mukul bantal lemas.
"iya iya lemparkan saja semua pada ku" katanya menangis, tertunduk.
"oh tidak. Ternyata memang benar aku yang salah, maaf" ujarnya pelan.
"terima kasih" ungkapnya. Mengangkat kepala, diam. Berusaha menata memori.
"jika bukan kamu, mungkin aku tak tahu apa-apa" ujarnya tersenyum.

Racau dini hari

Dini hari dan untuk kesekian kalinya raga masih segar, tak terbesit sedikit pun kantuk. Melayang-layangkan angan, menikmati hidup yang telah diberikan Tuhan.
Sesekali tersenyum ketika kenangan manis terputar. Gelak tawa dan canda terekam indah di memori. Mengingat setiap detail cerita, menatap lekat lakon-lakonnya.
Tapi, tak jarang sendu pun merajut ketika kenangan pahit yang membekas terlintas. Malu, marah, kecewa dan merasa rendah atas semua kejadian buruk yang terjadi.
Memukul-mukul kepala berusaha mengganti angan, namun mereka tak mau pergi. Seberapa kuat mencoba untuk melupakan, sia-sia.
Berulang terus-menerus, hari demi hari, setiap malam. Aktivitas rutin yang langsung ter-setting ketika mata belum terpejam walau waktu tidur datang.

Selasa, 12 Maret 2013

Segala


Ku meragu, kau pun termangu

Tik tok tik tok dan kita masih membisu

Lidah ini kelu

Padahal ingin mengatakan hal yang ditunggu-tunggu

Kau pun meracau

Tak mau lagi menunggu

Akhirnya kau dan aku,

Sama-sama hanya menyimpan asa dalam kalbu

Dua jalan

Terkadang aku ingin kembali ke masa lalu, mengubahnya agar masa sekarang tidak seperti ini. Sayangnya, aku bukan Tuhan. Aku tak memiliki kekuatan apa-apa. Hanya manusia biasa dengan segala kesombongan dan kekhilafannya.
Tuhan, aku tau Engkau sudah menentukan takdir, menciptakan skenario lengkap dengan lakonnya. Menuntun kami dengan cahaya harapan menuju takdir-Mu. Tapi Tuhan, jika aku memilih untuk tidak mengikuti cahaya itu, apakah itu bagian dari takdir-Mu Tuhan? Atau aku memang bisa membuat takdir ku sendiri?
Tuhan, aku percaya takdir mu selalu indah. Kau menjanjikan kami surga yang sangat cantik, dengan segala keindahan yang tak ada dua nya. Tapi Tuhan, jika ternyata bukan surga yang menanti, apakah itu kesalah kami karena tidak mau mengikuti cahaya harapan-Mu? Maaf Tuhan, bukan kah tanpa izin-Mu juga kami tidak akan menyimpang?
Maaf Tuhan bukannya hamba meragu atau tidak percaya dengan keagungan-Mu. Maafkan hamba-Mu ini yang telah lancang mempertanyakan takdir-Mu, melakukan hipotesa dengan segala penyangkalan.
Maaf Tuhan, bukannya hamba hendak mengkafirkan diri, hamba hanya gelisah Tuhan. Bisa kah hamba merubah masa lalu? Hamba gelisah dengan masa sekarang Tuhan. Hamba tak dapat melihat cahaya harapan-Mu lagi.