Selasa, 12 Maret 2013

Dua jalan

Terkadang aku ingin kembali ke masa lalu, mengubahnya agar masa sekarang tidak seperti ini. Sayangnya, aku bukan Tuhan. Aku tak memiliki kekuatan apa-apa. Hanya manusia biasa dengan segala kesombongan dan kekhilafannya.
Tuhan, aku tau Engkau sudah menentukan takdir, menciptakan skenario lengkap dengan lakonnya. Menuntun kami dengan cahaya harapan menuju takdir-Mu. Tapi Tuhan, jika aku memilih untuk tidak mengikuti cahaya itu, apakah itu bagian dari takdir-Mu Tuhan? Atau aku memang bisa membuat takdir ku sendiri?
Tuhan, aku percaya takdir mu selalu indah. Kau menjanjikan kami surga yang sangat cantik, dengan segala keindahan yang tak ada dua nya. Tapi Tuhan, jika ternyata bukan surga yang menanti, apakah itu kesalah kami karena tidak mau mengikuti cahaya harapan-Mu? Maaf Tuhan, bukan kah tanpa izin-Mu juga kami tidak akan menyimpang?
Maaf Tuhan bukannya hamba meragu atau tidak percaya dengan keagungan-Mu. Maafkan hamba-Mu ini yang telah lancang mempertanyakan takdir-Mu, melakukan hipotesa dengan segala penyangkalan.
Maaf Tuhan, bukannya hamba hendak mengkafirkan diri, hamba hanya gelisah Tuhan. Bisa kah hamba merubah masa lalu? Hamba gelisah dengan masa sekarang Tuhan. Hamba tak dapat melihat cahaya harapan-Mu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar