Selasa, 29 November 2016

"Apa kau tahu alasan ku dimasukkan kesini?"
"Karena kau gila?" jawab ku lugas
"Aku tidak gila! Hanya saja pikiranku ini sebenarnya bukan punyaku. Ini pikiran banyak orang yang kebetulan  ada dalam diriku." Dia menatap ku yang sedang mengernyitkan dahi, berusaha untuk mencerna kata-katanya.
"Dalam pikiran ku ini, sudah ada tempelan-tempelan bagaimana seharusnya hidup yang benar, yang sama kayak orang lain." jelasnya. "Kamu pikir aku mau tinggal disini? Tidak! Pikiran ku semakin sesak dengan tempelan-tempelan di sini. Jadi orang gila mesti begini, orang yang tak waras tidak boleh begitu." tambahnya.
"Hahaha... Pantas saja orang di luar sana menganggap kamu gila! Mana bisa orang-orang waras itu mengerti omongan seperti ini." Aku diam sesaat, memperhatikan tiap jengkal tubuhnya, "Tidak ada jiwa yang bermasalah. Yang bermasalah adalah hal-hal yang ada di luar jiwa itu. Yang bermasalah itu kebiasaan, aturan, orang-orang yang mau menjaga tatanan. Kalian hanya perlu keluar dari lingkungan mereka, karena orang-orang seperti kamu hanya berbeda."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar