Kamis, 18 April 2013

Paradigma

Bagaimana bisa suatu golongan atau masyarakat dapat terikat begitu kuat dengan paradigma yang kebenarannya pun tak ada satu pun tahu? Bagaimana bisa seseorang yang tidak menjalani kontrak tak tertulis itu dijadikan sebuah momok?
Tidak kah kejam mengekang orang-orang dalam hal yang masih samar? Bukan kah kita diberikan kebebasan untuk mengeksplor (dalam konteks yang baik tentunya) segala hal? Lalu mengapa paradigma menjadi tali yang mengunci kita?
Terkadang saya menertawakan mereka yang berkoar-koar mengatasnamakannya. Maaf jika anda salah satu dari mereka dan tulisan ini menyinggung anda. Saya bebas berpendapat bukan?
Iya saya tahu percis jika paradigma suatu golongan erat dengan budaya mereka, tapi bukan kah budaya merupakan bentukan dari kebiasaan yang terus-menerus berlanjut? Bagaimana jika budaya tersebut lahir dari ketidaklaziman yang dimaklumi sehingga menjadi paradigma baru?
Pernah kah terlintas seperti itu? Kompleks memang tapi jika diuraikan satu-persatu akan terlihat jelas permasalahannya, karena pada dasarnya semua ini terbentuk atas pemikiran orang-orang yang seragam dan keseragam itulah bermula dari budaya tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar