Sabtu, 26 April 2014

Waktu Sebuah Bahasa

Aku tak pandai benar membahasakan waktu, jika kubilang jerat ia tak juga mengikat, jika kubilang jebakan ia tak mengecohku.
Rasanya aku ingin mandi tiap mendengarnya seperti ada ribuan bisul yang menyembul pikiran-pikiran banal menjadi gatal-gatal, detik-detik seperti air yang terpercik dan langsung menusuk-nusuk kepala.
Jika kubilang kabut ia tampak begitu jelas, jika kubilang awan ia langit begitu cerah.
Aku tak pandai membahasakan waktu. Aku hanya tahu bahasa punya waktu: terus berdetik, dan sesekali berdetak di aku, meski tak setetap waktu,

aih, itu waktu bahasa: kamu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar